Seperti kita ketahui bersama, varian COVID-19 terbaru yakni Omicron sudah hinggap di negara-negara tetangga kita. Ini adalah ancaman di depan mata yang dapat menghambat kemajuan Indonesia untuk terbebas dari COVID-19. Dan ancaman Omicron ternyata tidak hanya datang dari dunia nyata tapi juga dari dunia maya.
Kehati-hatian terus dibangun pemerintah RI dalam upaya menangkal masuknya Omicron ke indonesia. Yang dikhawatirkan, kebocoran seringkali terjadi di dunia maya, penyebaran hoax yang manipulatif bisa juga membuat warganet kebingungan dan terjebak dalam skema penipuan atau phising.
Sejak COVID-19 menjadi pandemi, upaya penipuan dengan phising memanfaatkan ketakutan penduduk dunia sudah terjadi sejak awal, dan hal ini sepertinya tidak akan berhenti begitu saja, apalagi dengan bermunculan varian baru yang bisa menjadi akomodasi serangan bagi penjahat siber untuk mencari kesempatan dalam kesempitan.
Baca juga: Survei ESET: Penipuan Belanja E-Commerce Paling marak di Indonesia |
Phising Omicron
Serangan memanfaatkan varian Omicron sudah terjadi di banyak negara, para penjahat siber mengambil keuntungan dari ketakutan seputar pandemi COVID-19, scammers menyebarkan operasi phising di mana mereka mencoba untuk mengeksploitasi munculnya varian coronavirus Omicron untuk mengisi pundi-pundi uang mereka.
Dalam email yang diperoleh dari penipu yang menyamar sebagai National Health Service (NHS), penyedia layanan kesehatan nasional Inggris, mereka menawarkan calon korban kesempatan untuk mendapatkan “Tes PCR Omicron Gratis” yang akan membantu mereka menghindari pandemi dan pembatasan yang diberlakukan oleh pemerintah Inggris.
Email tersebut juga berupaya menipu dengan mengklaim bahwa varian baru tidak dapat dideteksi oleh test kit yang digunakan untuk varian COVID-19 sebelumnya dan test kit baru telah dikembangkan untuk tujuan itu.
Faktanya, beberapa versi email banyak beredar secara masif, dengan satu berisi tautan, sementara di versi lain tautan diakses dengan sebuah tombol. Dalam skenario mana pun, Anda akan diarahkan ke situs web NHS palsu yang mengharuskan mengisi formulir yang meminta nama lengkap, tanggal lahir, alamat, ponsel, dan alamat email, pada dasarnya semua informasi yang dibutuhkan scammers kasus pencurian identitas dan penipuan yang cukup meyakinkan, membuat keuangan korban dapat sangat dirugikan.
Baca juga: Trik Penipuan Vaksin Dunia Maya |
Gratis tapi tidak gratis
Segala sesuatu yang berbau gratis tidak selalu membawa keuntungan, adakalanya ada sesuatu tersembunyi di baliknya, jangan pernah menurunkan kewaspadaan, selalu cek dan ricek sangat penting jika dihadapkan pada penawaran tanpa biaya, khususnya pada kasus phising Omicron ini, dimana gratis tapi tidak gratis.
Ini dapat dilihat dari bagaimana para penipu mengiklankan tes dengan embel-embel gratis, namun lucunya situs web meminta biaya pengiriman £1,24 (US$1,64). Bau penipuan sudah sangat kentara di sini, permintaan ini sudah sangat mencurigakan dan seharusnya menjadi alarm tanda bahaya untuk mengambil tindakan berhati-hati.
Dan untuk tujuan keamanan, mereka memberi pilihan dengan meminta nama gadis ibu Anda sebagai pertanyaan keamanan, sebuah pendekatan yang sebenarnya masih digunakan untuk membantu pengguna mengamankan akun online mereka.
Jika seorang korban ditipu dan mengisi formulir, mereka telah secara efektif memberi para penipu cetak biru untuk melakukan pencurian identitas dan penipuan.
Baca juga: Penipuan Online Jual Nama Artis atau Orang Terkenal |
Saran ESET
Bagi scammers mendompleng pada keruhnya situasi dunia merupakan gaya klasik mereka setiap kali bergerak dengan masif dan besar-besaran. Bagi mereka ketakutan, kekhawatiran adalah bahan bakar yang paling mudah untuk dieksploitasi, Untuk menghindari menjadi korban penipuan serupa, ikuti langkah-langkah berikut:
-
- Jika Anda menerima email yang mengaku berasal dari organisasi resmi, periksa situs web organisasi tersebut dan hubungi mereka menggunakan informasi kontak resmi mereka untuk mengonfirmasi apakah mereka benar-benar mengirim pesan tersebut.
- Jangan mengklik tautan atau mengunduh file yang Anda terima dalam email yang tidak diminta dari sumber yang tidak dikenal dan tidak dapat diverifikasi secara independen.
- Gunakan autentikasi dua faktor (2FA) setidaknya pada akun online terpenting Anda, serta perangkat lunak keamanan berlapis yang bereputasi baik dengan perlindungan anti phising.
Selain menyebarkan berbagai penipuan terkait vaksin COVID-19, para penjahat juga membidik berbagai perusahaan farmasi dan organisasi pemerintah yang terlibat dalam proses pengembangan, persetujuan, dan penyebaran vaksin.
Mereka telah mengkompromikan laboratorium penelitian Universitas Oxford yang melakukan penelitian tentang cara memerangi virus dan dokumen yang dicuri dari Badan Obat Eropa, untuk menyebutkan beberapa kampanye dan insiden dalam hampir dua tahun terakhir.
Biasanya pola serangan berhasil akan memicu penjahat dunia maya lain untuk menduplikasi bahkan mengembangkan trik tipuannya. Oleh karena itu, warganet di Indonesia harus berhati-hati dengan ancaman Omicron di dunia maya ini. Dan semoga varian Omicron tidak masuk dan menyebar di Indonesia, sehingga kita tidak perlu direpotkan serangan Omicron di dunia nyata dan dunia maya.
Baca juga: |