2021 dunia digital mengalami perubahan yang begitu cepat, perubahan yang belum perah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Situasi yang mendorong banyak orang bertanya-tanya tentang lanskap privasi online di tahun 2022.
Tampaknya tahun 2021 adalah tahun yang luar biasa untuk privasi. Ketika peraturan baru akan mulai berlaku di Jepang dan Australia, Arab Saudi dan China yang telah menandatangani rancangan undang-undang mereka sendiri menjadi undang-undang. Sementara itu, negara-negara seperti Kanada, India, dan Korea Selatan kemungkinan akan segera menerapkan perlindungan privasi tambahan, sementara di tanah air masih banyak yang harus dikerjakan untuk menyempurnakan undang-undang perlindungan privasi.
Di samping peraturan yang lebih ketat dari pembuat undang-undang, raksasa teknologi seperti Apple membuat perangkat lunak mereka lebih ramah privasi, sementara perlindungan privasi diatur untuk mencapai standar yang baru. Apa arti perubahan dan tren ini bagi konsumen dan organisasi di tahun mendatang, berikut adalah kemungkinan tentang privasi daring di tahun 2022.
Baca juga: Melindungi Privasi Anak di Dunia Maya |
Koalisi berbagi data
Pengumpul data dan raksasa periklanan sangat sadar akan meningkatnya kesadaran privasi konsumen dan ketidakpuasan mereka.
Semakin banyak orang menuntut transparansi yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan produsen serta operator tidak punya pilihan selain bertindak. Itu sebabnya pada tahun 2022, banyak operator akan mulai memberikan transparansi lebih kepada pengguna akhir.
Sebagai contoh sempurna dari peningkatan transparansi, kita bisa melihat pada rilis Apple iOS 15.2, yang memungkinkan jutaan penggunanya untuk melihat aplikasi apa yang melacak mereka dan persyaratan data apa yang ada.
Tetapi tidak semua pengumpul data akan mengikuti jejak Apple dalam transparansi yang lebih besar. Sebaliknya, mereka akan mencari orang lain untuk mengadopsi teknologi baru untuk membantu mengumpulkan jenis informasi yang sama, tetapi melakukannya dengan cara yang tidak terlalu terbuka, dan membentuk koalisi untuk berbagi data yang memungkinkan nilai catatan data mereka tetap tinggi.
Baca juga: Generasi Muda Tidak takut Melanggar Privasi |
Tanpa cookies
Banyak yang berharap tidak ada lagi penggunaan cookie, orang menganggap ini sebagai sesutau yang dinanti-nantikan di tahun 2022.
Hilangnya cookie akan disebabkan oleh perubahan struktural pada lanskap teknologi iklan yang didorong oleh pendekatan baru yang diambil oleh Apple dan Google, serta browser utama yang mengakhiri dukungan pelacakan pihak ketiga secara keseluruhan.
Chrome telah menunda akhir pelacakan cookie hingga 2023, tetapi browser utama lainnya telah menghapus teknologinya secara bertahap, dan sudah jelas bahwa cara lama menyedot informasi tentang konsumen online akan segera berakhir.
Berakhirnya masa hidup cookie akan mendorong perebutan di antara bisnis berbasis data untuk menemukan metode baru untuk mengolah data pengguna.
Sementara beberapa menggunakan metode opt-in yang relatif jinak, seperti vendor yang menawarkan sistem poin dengan manfaat sebagai imbalan atas informasi pengguna, yang lain lebih invasif, seperti berbagai metode perubahan sidik jari browser. Sementara teknologi yang terakhir sering diblokir di ekosistem Google dan Apple, ini lebih merupakan proses mendera yang mungkin bertahan.
Di sisi lain, sebagai tanggapan terhadap platform seluler yang semakin tertutup, serta penegakan peraturan privasi yang ketat dan kuat, teknologi invasif mungkin menjadi lebih canggih pada tahun 2022.
Bangkitnya biometrik
Saat ini, platform teknologi utama semakin mulai melihat hal-hal seperti kata sandi dan otentikasi dua faktor sebagai perlindungan keamanan yang masih bisa dengan mudah disalahgunaan terutama kata sandi, perlu adanya teknologi keamanan baru yang bisa menutup dua sistem keamanan yang disebutkan sebelumnya.
Sejalan dengan hal tersebut teknologi sidik jari, pemindaian mata, dan pengenalan wajah meningkat secara dramatis, dan ini memberikan banyak kemudahan bagi pengguna yang tidak dimiliki kata sandi. Akan tetapi, tetap saja tidak ada keamanan siber yang memberi jaminan 100 persen, karena biometrik digital bisa menjadi sumber risiko privasi jangka panjang.
Otentikasi biometrik membawa banyak risiko yang sama, tetapi dengan potensi kerusakan jangka panjang yang lebih besar jika terjadi pelanggaran data, yang akan semakin umum terjadi pada 2022, kesempurnaan adalah hal yang mustahil.
Adopsi Zero trust
Diperkirakan ke depan makin banyak perusahaan-perusahaan yang menerapkan prinsip zero trust pada tahun 2022.
Zero Trust adalah konsep keamanan yang berpusat pada keyakinan bahwa perusahaan tidak boleh secara otomatis mempercayai apa pun di dalam atau di luar batasnya dan sebaliknya harus memverifikasi apa pun dan segala sesuatu yang mencoba terhubung ke sistemnya sebelum memberikan akses. Pada dasarnya strategi seputar zero trust bermuara pada tidak mempercayai siapa pun.
Selama pandemi bahwa VPN dalam banyak kasus tidak dapat menopang sejumlah besar pekerja jarak jauh, baik dalam hal lalu lintas masuk dan dalam penyebaran tambalan keluar. Mereka juga semakin menjadi target, jika dibiarkan tanpa tambalan dan kurang terlindungi akan sangat membahayakan keamanan perusahaan. Terlebih lagi kini banyak perusahaan mengadopsi sistem kerja hibrida yang tentu saja membawa risiko yang sama. Oleh karena itu, zero trust adalah pilihan jangka panjang yang lebih baik.
Baca juga: |