Wajar jika orangtua merasa khawatir tentang anak-anak mereka ketika beranjak dewasa, terutama saat menginjak bangku sekolah tingkat menengah atau universitas. Menurut riset, dalam dunia digital pelajar riskan terancam kejahatan siber.
Kasus yang paling sering menimpa pelajar atau mahasiswa dalam dunia maya adalah pencurian identitas dan penipuan online.
Mungkin faktor pengalaman mempunyai peranan besar dalam hal ini, kekhawatiran tentu adalah sesuatu yang manusiawi sebagai bentuk respon positif terhadap ancaman.
Jawaban yang tepat untuk mengatasi masalah ini ada beberpa tips yang dapat dilakukan oleh para pelajar atau mahasiswa untuk melindungi diri secara online.
Baca juga: Bahaya Kejahatan Social Engineering |
Jangan Mengunduh dari Toko Aplikasi Pihak Ketiga
Siswa harus mengunduh aplikasi toko apliaksi resmi seperti Apple App Store atau Google Play. Ketika mereka mengunduh game dari situs pihak ketiga, mereka memiliki risiko mengunduh malware.
Yang kemudian dapat berkomunikasi dengan server command and control dan melakukan lebih banyak kerusakan, seperti mencuri kartu kredit dan informasi perbankan dan membuat pembelian penipuan.
Jika masih ada yang bersikeras menggunakan BitTorrent untuk mengakses film, mereka harus memeriksa online message board untuk melihat file mana yang aman (meski ini juga bukan jaminan) dan sebaiknya menggunakan Virtual Private Network (VPN).
Dari banyak kasus menunjukkan bahwa banyak toko aplikasi pihak ketiga dan situs-situs seperti BitTorrent sering disusupi oleh kode berbahaya yang bisa membuat perangkat mudah diretas.
Waspada Phising
Siswa harus berhati-hati saat menerima pesan di Instagram, facebook atau email mereka dengan baik-baik. Teurtama saat tahun ajaran baru, scammer (penipu) sering mengirim pesan palsu yang sangat persuasif bahwa telah terjadi pembelian padahal tidak. Scammers sangat mahir memanipulasi emosi dan membuat orang untuk merespon dan klik.
Siswa juga harus melakukan segala kemungkinan untuk melindungi account email mereka karena sekali mereka bisa dikompromikan, scammers akan memiliki akses ke password pada sejumlah rekening pribadi online mereka, dan mereka juga akan memiliki kemampuan untk mengatur ulang semua password korban.
Baca juga: 5 Tren Kejahatan Dunia Maya |
Hotspot Gadungan
Hotspot kembar gadungan adalah akses situs Wi-Fi yang dibuat oleh peretas yang meniru hotspot yang sah, termasuk service set identifier (SSID).
Siswa yang ingin melindungi diri harus menginstal VPN, yang biasanya murah namun layak digunakan karena mengenkripsi semua komunikasi. saran lain adalah tidak mengatur perangkat untuk auto join jaringan Wi-Fi.
Identitas di Media Sosial
Orang-orang muda seringkali ingin terlihat menonjol dan menjadi influencer di media sosial. Daya pikat media sosial untuk pamer juga menajdi godaan bagi pengguna medsos khususnya remaja atau dewasa muda.
Mahasiswa atau pelajar harus menjaga agar identitas online mereka, seperti untuk tidak tagging diri sendiri atau teman pada foto dan tidak membiarkan orang tahu di mana mereka berada.
Mahasiswa/pelajar disarankan untuk menghapus informasi pribadi, seperti ulang tahun mereka di media sosial. Setelah scammers memiliki tanggal lahir, mereka dapat menggunakan informasi tersebut untuk mengakses akun lainnya karena begitu banyak orang menggunakan ulang tahun mereka sebagai password.
Sementara ucapan selamat ulang tahun menjadi salah satu bagian yang menarik dari Facebook namun merupakan sisi negatifnya.
Baca juga: Tren Hybrid dan Kejahatan Siber |
Situs HTTPS
Berselancar di situs-situs HTTPS menjadi praktik terbaik dalam beraktivitas di internet. Peretas juga tidak mau ketinggalan, mereka sekarang memiliki akses ke sertifikat yang sama dan dapat membuat situs HTTPS palsu.
Nah, apabila siswa sedang online dan tertarik dengan berbagai promosi yang ditawarkan, maka pastikan untuk mengecek ke website perusahaan. Jika benar, lebih baik membeli atau bertransasksi di situs asli daripada dari link/tautan yang diterima dalam email.
2FA (Factor Authentication)
2FA menawarkan lapisan perlindungan berlapis bukan hanya dengan password tapi juga otentikasi. Siswa harus mencari opsi di situs web bank mereka di mana mereka dapat memilih untuk 2FA, yang merupakan nomor PIN yang mengirim sms kepada mereka.
Juga, kebanyakan situs web, seperti Google dan Facebook juga memiliki pengamanan menggunakan 2FA di setting pada browser mereka.
Update & Backup
Siswa harus menginstal pembaruan perangkat lunak segera setelah tersedia. Update perangkat lunak dikirim ke sistem operasi dan program perangkat lunak.
Dengan update ini datang fitur baru, penghapusan fitur lawas, update driver, perbaikan bug, dan yang paling penting, perbaikan lubang keamanan.
Selain itu, penting untuk menjalankan backup. Siswa memiliki banyak pilihan untuk membuat cadangan file, termasuk hard drive eksternal, media penyimpanan removable seperti USB stick, DVD, dan cloud.
Demikian pembahasan mengenai pelajar riskan terancam kejahatan siber, semoga informasi yang disajikan dapat bermanfaat dan menambah wawasan.
Sumber berita: