Internet bisa menjadi tempat yang menakutkan bagi anak-anak, kepolosan dan keluguan mereka merupakan celah terbuka untuk manipulasi dan eksploitasi. Tanpa perlindungan dan pengawasan orang tua, anak-anak dapat terjerembab dalam tipu daya penjahat dunia maya.
Dari memikat anak-anak menggunakan aplikasi hingga mencuri foto dari akun orang tua, berikut adalah beberapa cara berbeda yang dilakukan penjahat dunia maya untuk menargetkan anak-anak.
1. Posting informasi pribadi
Banyak orang tua tidak menyadari bahwa anak-anak mereka dapat menjadi korban pencurian identitas.
Sebagian besar waktu, orangtua bahkan tidak akan tahu bahwa identitas seorang anak telah dicuri sampai masalah muncul. Bisa jadi bertahun-tahun kemudian ketika mereka mengajukan kredit atau saat mendapatkan pinjaman kuliah. Hanya dengan begitu mereka akan mengetahui bahwa penjahat dunia maya telah menimbun hutang atas nama mereka dan anak itu sudah terjerumus dalam pinjaman puluhan bahkan ratusan juta rupiah.
Ini adalah situasi yang menakutkan dan yang lebih menakutkan adalah butuh waktu bertahun-tahun bagi anak untuk pulih, semua karena orang tua mereka memposting terlalu banyak informasi secara online.
Anak-anak seperti selembar kertas bersih, sehingga penjahat dunia maya dapat mengambil pinjaman, membuka rekening kartu kredit, dan bahkan mengajukan permohonan sewa properti.
Di antara tanda-tanda bahwa anak telah menjadi korban pencurian identitas adalah jika mereka mulai menerima surat dari agen penagihan utang. Mereka mungkin sudah memiliki laporan kredit.
Cara melindungi anak
Kabar baiknya adalah, ada cara untuk melindungi anak-anak dari pencurian identitas semacam ini.
Batasi informasi yang dibagikan secara publik dan didik anak tentang bahaya berbagi secara berlebihan.
Selangkah lebih maju dengan membekukan kredit anak Anda. Melakukan hal ini akan membuat hampir mustahil bagi penjahat untuk membuka akun baru atas nama anak Anda bahkan jika mereka memiliki informasinya.
Baca juga: Teknologi Kendaraan Pelecehan online |
2. Aplikasi Game Palsu
Banyak peretas menggunakan aplikasi game palsu untuk memikat anak-anak agar mengunduh malware ke komputer mereka. Mereka sering menggunakan judul populer untuk mengelabui anak-anak agar mengunduh aplikasi palsu yang berisi perangkat lunak berbahaya.
Beberapa aplikasi ini diberi stempel sebagai rilis awal game, edisi baru, atau panduan bermanfaat. Lainnya adalah versi repackage dari aplikasi yang sah.
Mereka dapat berisi sejumlah malware yang memungkinkan peretas untuk mengambil informasi login dan detail bank atau memata-matai aktivitas Anda. Beberapa dapat memberi peretas akses jarak jauh ke perangkat Anda dan melakukan operasi tanpa Anda sadari.
Mengunduh aplikasi palsu terkadang dapat mengarahkan anak ke situs jahat tempat mereka akan diminta untuk mengunduh file lain. Ini sering memiliki nama yang tidak konsisten atau ekstensi file yang tidak dikenal.
Cara melindungi anak
Pastikan anak Anda selalu menggunakan toko aplikasi resmi. Aplikasi disaring sebelum muncul, tetapi pengguna Android masih dapat ditipu untuk mengunduh perangkat lunak palsu dari toko aplikasi lain. IPhone yang di-jailbreak juga dapat melewati layanan resmi, jadi disarankan untuk tidak menggunakannya.
Lindungi anak-anak dengan mengaktifkan pembatasan, memerlukan kata sandi atau otorisasi untuk mengunduh atau membeli, dan mengonfigurasi kontrol orang tua di komputer keluarga atau pasang ESET Parental Control di perangkat anak.
Baca juga: Cyberbullying Kompleksitas kehidupan Remaja |
3. Aplikasi Media Sosial
Cyber creep juga menggunakan media sosial untuk berhubungan dengan anak-anak. Sementara beberapa berpura-pura menjadi orang lain melalui praktik yang disebut catfishing, yang lain menggunakan “online grooming”. Ini bisa dalam jangka pendek atau jangka panjang untuk mendapatkan kepercayaan anak.
Mereka mungkin mendapatkan undangan yang tampaknya tidak berbahaya untuk terhubung pada awalnya. Kemudian, pemangsa akan mulai bertanya tentang hari anak atau hal-hal yang disukainya. Predator juga akan meyakinkan anak untuk merahasiakan percakapan mereka kemudian mulai belajar tentang kerentanan untuk dieksploitasi.
Mereka mungkin mengirim pesan seksual yang disamarkan sebagai pujian kemudian membujuk anak-anak untuk mengirim gambar seksual. Mereka juga dapat memeras anak-anak untuk melakukan aktivitas seksual dengan mengancam akan mengirimkan foto-foto yang sebelumnya dikirimkan anak-anak kepada teman dan keluarga. Dalam kasus ekstrim, ini dapat menyebabkan pertemuan di kehidupan nyata.
Dan yang lebih buruk lagi adalah sebagian besar aplikasi media sosial dapat menggunakan pengaturan lokasi perangkat. Artinya, predator akan mengetahui keberadaan anak dan mempelajari rutinitas dan rute, misalnya saat pergi ke sekolah.
Cara melindungi anak
Ini sangat menakutkan, jadi lindungi anak-anak dengan menyetel profil media sosial mereka ke pribadi, menonaktifkan penandaan geografis, dan mengonfigurasi parental control di komputer Anda.
Kepercayaan dan pendidikan sangat membantu, jadi bicarakan dengan mereka tentang jenis penipuan ini. Pastikan mereka menyadari implikasi dari berbagi informasi dan gambar pribadi.
Baca juga: Berswafoto Bisa Membuat Anak jadi Korban Predator Seksual |
4. Foto Orang Tua Posting Online
Penculikan digital adalah ancaman yang tidak disadari oleh banyak orang tua. Itu dilakukan dengan mencuri foto anak dan menggunakannya di situs lain untuk berpura-pura bahwa anak ini adalah anaknya.
Pemain peran bayi membuat akun palsu menggunakan foto curian, memberi bayi ini identitas baru, dan memposting detail palsu di keterangan. Orang asing kemudian dapat meniru mereka dengan membalas komentar dari sudut pandang anak. Sementara beberapa komentar tidak berbahaya, yang lain bisa sangat mengganggu.
Dengan memposting foto anak-anak Anda di depan umum, Anda mungkin juga mengekspos mereka kepada para pedofil. Predator ini mencuri foto dari akun orang tua dan membagikannya di situs pelecehan seksual atau kelompok pedofil. Bahkan gambar anak-anak yang melakukan hal-hal normal dapat dimanipulasi menjadi tampak seksual dan kemudian digunakan untuk pornografi anak online.
Cara melindungi anak
Orang tua harus selalu memeriksa pengaturan privasi akun mereka untuk memastikan mereka hanya berbagi foto anak-anak dengan teman dan keluarga tepercaya.
5. Obrolan Dalam Game
Obrolan game online
Kemampuan online PlayStation, Xbox, atau Nintendo Switch anak Anda dapat menempatkan anak dalam jangkauan predator game. Mereka menggunakan fitur dalam obrolan dari video game online multipemain sebagai tempat berburu baru mereka.
Mereka sering berpura-pura sebagai anak-anak untuk mendapatkan kepercayaan korban. Kemudian mereka akan memanipulasi anak-anak untuk mengirim foto dan video yang eksplisit secara seksual, mengungkapkan detail pribadi, atau bertemu langsung.
Cara melindungi anak
Siapkan parental control di konsol anak Anda. Ini dapat membantu orangtua mengatur batasan waktu bermain atau membatasi komunikasi dan konten yang dibuat pengguna. Ini memungkinkan untuk mencegah anak Anda berbicara dengan pemain lain melalui pesan, obrolan, dan undangan permainan.
Itu juga dapat memblokir video, gambar, atau teks yang dibuat oleh pemain lain.
Baca lainnya: |