Selama dua tahun terakhir, keamanan siber telah berkembang dengan sangat pesat, sejalan dengan munculnya ancaman siber yang berkembang signifikan selama pandemi. Pencurian identitas khususnya telah menjadi ancaman yang terus disoroti belakangan ini.
Sejak pecahnya pandemi COVID-19, kejahatan dunia maya telah berkembang pesat, memanfaatkan sepenuhnya kebutuhan untuk mengalihkan operasi bisnis secara online dalam konteks kerja jarak jauh. Menurut sebuah laporan oleh Identity Theft Resource Center (ITRC) yang berbasis di AS, tiga kuartal pertama tahun 2021 melihat peningkatan 17% dalam jumlah bisnis yang mengalami pelanggaran data. Pelanggaran ini adalah salah satu sumber utama pencurian identitas.
Pencurian identitas adalah kejahatan di mana pelaku menggunakan muslihat atau penipuan untuk mendapatkan informasi pribadi atau sensitif dari korban dan menyalahgunakannya untuk bertindak atas nama korban. Biasanya, pelaku kejahatan tersebut dimotivasi mendapatkan keuntungan pribadi.
Pencuri identitas biasanya mendapatkan informasi pribadi seperti kata sandi, nomor ID, nomor kartu kredit atau nomor jaminan sosial, dan menyalahgunakannya untuk bertindak curang atas nama korban. Detail sensitif ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan ilegal termasuk mengajukan pinjaman, melakukan pembelian online, atau mengakses data medis dan keuangan korban.
Bagaimana cara kerjanya?
Pencurian identitas terkait erat dengan phising dan teknik rekayasa sosial lainnya yang sering digunakan untuk mengorek informasi sensitif dari korban. Profil publik di jejaring sosial atau layanan online populer lainnya juga dapat digunakan sebagai sumber data, membantu penjahat menyamar sebagai target mereka.
Ketika pencuri identitas telah mengumpulkan informasi tersebut, mereka dapat menggunakannya untuk memesan barang, mengambil alih akun online korban atau mengambil tindakan hukum atas nama mereka. Dalam jangka pendek, individu yang terkena dampak dapat menderita kerugian finansial karena penarikan dan pembelian yang tidak sah atas nama mereka.
Baca juga: Cegah Pencurian Data Perusahaan |
Melindungi diri dari pencurian identitas
Kejehatan pencurian identitas dapat dilakukan dengan banyak cara dan trik, bahkan sesederhana berselancar bahu atau mengintip dari balik bahu. Untuk terhindar menjadi korban pencurian identitas, berikut beberapa tipnya:
- Amankan koneksi: Jika akan menggunakan informasi pribadi Anda secara online, pastikan melakukannya hanya ketika koneksi aman, sebaiknya melalui jaringan rumah atau perusahaan atau data seluler. Jika memungkinkan, hindari Wi-Fi publik tanpa perlindungan kata sandi. Jika tidak punya pilihan lain, gunakan Virtual Private Network (VPN) yang akan mengenkripsi semua komunikasi dan dengan demikian melindungi Anda dari penyadapan.
- Jaga keamanan perangkat: Lindungi laptop, ponsel cerdas, dan tablet Anda dari perangkat lunak dan peretas dengan menggunakan solusi keamanan terkini yang andal, berlapis-lapis.
- Menjaga praktik kata sandi yang baik: Buat kata sandi kuat yang panjang, sulit ditebak, dan unik. Anda juga dapat menggunakan kata sandi karena lebih mudah diingat, atau simpan semua kata sandi Anda di pengelola kata sandi/password manager, untuk menyimpannya dengan lebih aman. Untuk menambahkan lapisan perlindungan lain ke kata sandi Anda, gunakan otentikasi dua faktor di mana pun dan kapan pun memungkinkan. Satu catatan penting: Jangan pernah menggunakan kembali kata sandi apa pun untuk beberapa akun atau layanan. Dengan cara ini, bahkan jika peretas dapat memperoleh kata sandi ini, kerusakan yang dapat mereka timbulkan hanya terbatas pada akun (atau layanan) yang disusupi.
- Pantau rekening bank dan kredit Anda: Periksa rekening bank online dan skor kredit Anda secara teratur untuk mengetahui aktivitas yang mencurigakan. Ini mungkin membantu mengungkap serangan sebelum menyebabkan kerusakan besar pada keuangan atau reputasi Anda. Juga, tetapkan batasan untuk transaksi untuk mencegah penyalahgunaan uang Anda.
- Berhati-hatilah dengan data sensitif: Jika Anda ingin membuang dokumen fisik apa pun yang berisi informasi pribadi, pastikan Anda membuangnya dengan cara yang aman, dengan membuatnya tidak dapat dipulihkan atau dengan menghancurkannya. Logika serupa berlaku untuk perangkat elektronik Anda: Saat menjual atau membuang ponsel cerdas, tablet, atau laptop lama, pastikan telah menghapus semua data sensitif yang disimpannya.
- Jangan berbagi berlebihan: Di era di mana sebagian besar pengguna memiliki banyak akun media sosial, berbagi berlebihan bisa menjadi masalah serius. Terlebih lagi jika postingan, foto, atau video berisi informasi sensitif yang mungkin disalahgunakan untuk menyamar sebagai Anda, seperti ID Anda, pesanan pembelian, tiket pesawat, atau dokumen serupa lainnya. Hindari memposting salah satu dari ini, serta terlalu banyak detail tentang kehidupan dan sejarah pribadi Anda, yang dapat disalahgunakan oleh penjahat untuk bertindak atas nama Anda.
- Pemantauan dan pembekuan kredit: Pengguna AS dapat meminta pembekuan kredit yang akan membatasi akses ke laporan kredit mereka, sehingga mempersulit pencuri identitas untuk menyalahgunakan informasi yang dicuri. Cara lain adalah memilih salah satu layanan pemantauan kredit yang memperhatikan tanda-tanda bahwa seseorang menyalahgunakan data pribadi Anda. Pengguna di luar AS dapat memeriksa secara online apakah ada layanan serupa yang tersedia di wilayah mereka (pengguna Inggris dapat membaca lebih lanjut di sini).
Baca lainnya: |