Keamanan online adalah salah satu tantangan paling signifikan yang dihadapi orang tua di dunia modern, dengan peningkatan akses ke internet membuka jalan bagi cyberbullying, sexting, di antara bahaya lainnya.
Pada bagian ini ESET coba memaparkan beberapa perihal mengenai kejahatan siber terkait anak remaja, seperti sexting, pornogragi, terkait game online dan metode palaporan jika kejahatan siber terhadap anak terjadi. Berikut pemaparan lengkapnya.
Bicara Sexting dengan Remaja
Sebagian besar remaja tidak akan pernah mengambil, mengirim, atau memposting foto diri mereka dalam keadaan terbuka. Tetapi orangtua perlu menjelaskan konsekuensi dari melakukannya. Berbagi gambar eksplisit anak di bawah umur adalah kejahatan.
Hanya dengan memiliki gambar seperti itu di ponsel atau komputer mereka dapat menyebabkan tuduhan pornografi anak, kejahatan serius yang dapat membuat mereka dicap sebagai predator seksual seumur hidup.
Orangtua harus mendiskusikan bahaya sexting dalam suasana yang tenang dan santai. Tanyakan apa yang diketahui anak tentang seks dan jelaskan pendapat Anda tentang hal itu dengan tenang. Minta anak untuk mempertimbangkan bagaimana rasanya jika seseorang menyebarkan foto-foto yang eksplisit atau intim tentang dia.
5 Hal Tentang Sexting
Minta bantuan.
Beri tahu mereka jika mereka merasa tertekan untuk mengirim foto seksual, mereka dapat berbicara dengan orangtua atau orang dewasa tepercaya lainnya. Biarkan mereka tahu bahwa mereka tidak perlu melakukan apa pun yang membuat mereka tidak nyaman.
Pikirkan tentang dirimu sendiri.
Beri tahu mereka bahwa mereka tidak boleh mengambil atau membagikan gambar yang tidak ingin dilihat teman, keluarga, atau guru mereka. Pikirkan orang lain. Tandaskan bahwa jika mereka berbagi gambar dari orang lain, mereka mungkin membuat orang itu menderita dan dihina. Dan itu harus terserah orang dalam gambar untuk memutuskan siapa yang harus melihat tubuh mereka.
Pikirkan orang lain.
Tegaskan bahwa jika mereka berbagi gambar dari orang lain, mereka mungkin membuat orang itu menderita dan dihina. Dan itu harus terserah orang dalam gambar untuk memutuskan siapa yang harus melihat foto mereka.
Pikirkan konsekuensinya.
Biarkan mereka tahu bahwa mengirimkan gambar terbuka tentang diri mereka sendiri atau orang lain dapat mengganggu bahkan menghancurkan masa depan, seperti ditolak dari universitas yang dituju atau ditolak perusahaan tempat melamar. Biarkan mereka tahu itu bisa membuat mereka menghadapi penghinaan dan bahkan investigasi atau tuntutan pidana.
Kehilangan Kontrol.
Ingatkan mereka bahwa sekali mereka menekan tombol kirim, mereka tidak dapat mengontrol ke mana gambar akan pergi. Mereka tidak memiliki kontrol atas bagaimana hal itu dibagikan atau diposting.
Anak dan Game Online
Game online adalah pengalaman sosial bagi anak-anak. Game online memungkinkan orang untuk bermain melawan orang lain di seluruh negara atau dunia. Pemain dapat terhubung dengan obrolan, teks, headset, mikrofon atau kamera video.
Berbicara sampah dengan pemain lain secara daring dapat menjadi bagian dari pengalaman itu, tetapi kadang-kadang bisa terlalu jauh.
Aktif dalam mengikuti aktivitas game anak-anak, memahami bagaimana permainan mereka, dan mengapa anak-anak menyukainya dapat membantu orangtua lebih memahami apa yang dapat dilakukan untuk menjaga anak-anak aman saat bermain game.
Menjaga Anak Aman di Game Online
-
Waspadai kemampuan perangkat game di luar game, seperti menjelajahi web dan mengirim pesan teks.
-
Periksa peringkat game untuk melihat apakah itu sesuai untuk usia anak.
-
Periksa untuk melihat apakah game memiliki moderator atau fitur untuk melaporkan perilaku yang tidak pantas.
-
Simpanlah peralatan game di area umum sehingga mudah mengawasi.
-
Waspadai lokasi lain tempat anak bermain game.
-
Ketahui fitur keselamatan untuk permainan dan peralatan yang digunakan anak.
-
Tetapkan fitur keamanan dan opsi Parental Control pada game.
-
Pratinjau gim untuk memastikannya sesuai.
-
Wajibkan anak untuk memeriksa bersama orangtua sebelum melakukan pembelian game online.
-
Tetapkan aturan tentang berapa lama anak diizinkan bermain.
-
Ajari anak untuk tidak pernah memberikan informasi pribadi seperti nama atau alamat saat bermain game.
-
Gunakan masking suara jika itu ditampilkan pada headset anak.
Jika Anak Diancam Online
Jika anak diancam atau mengalami aktivitas ilegal online, orangtua harus segera melaporkannya ke penegak hukum setempat. Anda dapat menghubungi departemen kepolisian untuk ancaman yang diarahkan secara pribadi kepada anak Anda.
Kapan Harus Menghubungi Aparat Tentang Ancaman Daring
-
Posting tentang kemungkinan tindakan teroris, termasuk kekerasan atau rekrutmen
-
Posting yang simpatik kepada teroris atau organisasi teroris
-
Posting yang membanggakan kejahatan rasial atau kebencian
-
Skema penipuan internet yang mungkin mereka terima dalam email, teks, atau melalui aplikasi
Jika anak didekati oleh predator online atau menemukan situs web ilegal yang menargetkan anak-anak dan remaja, Anda dapat melaporkannya, berikut cara pelaporannya
Pertama, bisa datang langsung ke pihak Kepolisian. Siapkan bukti yang cukup: seperti tangkapan layar (screenshot), url, foto, atau video dari ujaran kebencian yang akan dilaporkan. Bisa dikumpulkan dalam media penyimpanan seperti flashdisk, hardisk, cd/dvd, dll. Satu bukti yang kuat sudah cukup
Kemudian datang ke kantor polisi, dianjurkan setidaknya tingkat Polres untuk tindak pidana siber. lalu menuju ke ruang SPKT (Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu) untuk menyampaikan laporan & bukti-buktinya ke petugas. Di ruang SPKT, petugas akan mengajukan sejumlah pertanyaan yang berhubungan dengan laporan ujaran kebencian, mengetik, dan mencetak bukti pelaporan. Lantas dapat menunggu pemberitahuan selanjutnya dari polisi.
Selain itu, Anda juga bisa melaporkan tindak pidana siber melalui situs patrolisiber.id. Direktorat Tindak Pidana Siber (Dirtippidsiber) Bareskrim Polri yang meluncurkan situs ini. patrolisiber.id dirancang untuk memudahkan masyarakat melaporkan kejahatan siber. Begitu diterima, laporan akan disaring berdasarkan skala prioritas.