Perilaku kita, kebiasaaan yang sering dilakukan sehari-hari saat berselancar atau daring di internet ternyata bisa menjadi penyebab serangan malware. Dorongan belanja online, mengunduh musik, dan penggunaan email kompulsif adalah tanda-tanda kepribadian tertentu yang membuat seseorang menjadi korban kejahatan dunia maya yang melibatkan Trojan, virus, dan malware.
Orang-orang yang menunjukkan tanda-tanda kontrol diri rendah adalah orang-orang yang lebih rentan terhadap serangan malware. Karakteristik individu sangat penting dalam mempelajari bagaimana kejahatan dunia maya dapat bertahan, khususnya orang-orang yang impulsif, karena aktivitas yang mereka lakukan saat online memiliki dampak terbesar pada risiko mereka yang dihadapi.
Kontrol diri yang rendah muncul dalam banyak bentuk. Tipe orang semacam ini dapat terlihat dari bagaimana mereka berperilaku saat daring, mereka cenderung tidak berpikir dua kali, lalai dan abai. Ketidakmampuan mengontrol diri merupakan awal dari petaka.
Pengendalian diri adalah ide yang dipandang berat dalam kriminologi dalam kaitannya dengan melakukan kejahatan. Dari sini ditemukan korelasi antara kontrol diri yang rendah dan viktimisasi. Orang dengan sifat ini menempatkan diri mereka dalam situasi di mana mereka berada di dekat orang lain yang termotivasi untuk melanggar hukum.
Internet memiliki risiko di mana-mana,dalam ruang online ada kesempatan konstan bagi orang-orang dengan kontrol diri rendah untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, apakah itu film bajakan atau penawaran barang-barang, di satu sisi peretas dan penjahat cyber tahu bahwa orang-orang dengan kontrol diri rendah adalah orang-orang yang akan menjelajahi internet untuk apa yang mereka inginkan atau pikir mereka inginkan yang adalah membuat mereka tahu situs, file atau metode apa yang harus dikuasai untuk melakukan eksploitasi.
Memahami sisi psikologis pengendalian diri dan jenis orang yang komputernya terinfeksi malware dan kemungkinan menyebarkannya ke orang lain sangat penting dalam memerangi kejahatan dunia maya. Apa yang dilakukan orang secara online dan faktor perilaku yang berperan sepenuhnya terkait dengan risiko.
Cybercrime mengacu pada aktivitas kriminal yang melibatkan perangkat jaringan, komputer, atau jaringan. Ini didefinisikan sebagai kejahatan di mana komputer menjadi objek kejahatan atau digunakan sebagai alat untuk melakukan pelanggaran. Penjahat dunia maya dapat menggunakan teknologi komputer untuk mengakses rahasia perdagangan bisnis, informasi pribadi atau menggunakan internet untuk tujuan jahat. Seringkali, penjahat siber menjalankan aktivitas mereka menggunakan malware dan beberapa jenis perangkat lunak lain, tetapi social engineering seringkali merupakan komponen penting untuk mengeksekusi sebagian besar jenis kejahatan dunia maya dan social engineering merupakan metode yang digunakan dengan mempengaruhi sisi psikologis pengguna komputer, mereka dengan kontrol diri cenderung lebih mudah untuk dimanipulasi dengan cara-cara persuasif.
Pencegahan akan selalu menjadi garis pertahanan terbaik terhadap penjahat siber. Seperti halnya kegiatan kriminal lainnya, mereka yang paling rentan cenderung menjadi sasaran pertama. Idealnya untuk menghadapi kejahatan siber harus melibatkan pakar keamanan TI. Firma keamanan seperti ESET misalnya mempunyai berbagai produk solusi keamanan untuk segala kejahatan siber, tetapi juga selalu mendorong edukasi yang baik agar ada simbiosis yang membangun antara teknologi keamanan dan manusianya.
Teknologi keamanan yang baik mampu memahami perilaku penggunanya, misalnya DLP atau Data Leak Prevention seperti Safetica yang dimiliki ESET mampu mempelajari kebiasaan-kebiasaan tersebut sehingga dapat membuat analisa tentang apa yang mungkin terjadi. Atau VIMANAMAIL, teknologi cloud email security yang bertugas di gateway untuk menyaring email berbahaya yang masuk, sehingga dapat melindungi penggunanya dari serangan siber yang diarahkan melalui email. Seperti yang kita tahu, sebagian besar serangan malware dilakukan via email. Untuk menghadapi kontrol diri rendah yang dapat berisiko terhadap keamanan, ada dua tips untuk itu, sebagai berikut:
-
Pendidikan dan pelatihan
Perusahaan harus membuat kebijakan yaitu berupa edukasi dan pelatihan tentang bahaya siber, pelatihan bagaimana berselancar internet dengan sehat. Semua karyawan harus memahami taktik peretasan yang paling umum, seperti phising, rekayasa sosial dan sebagainya. Pendidikan dan kesadaran keamanan siber yang baik akan banyak membantu melindungi perusahaan dari banyak jenis kejahatan dunia maya.
Sedang bagi mereka yang merupakan perorangan, harus memperbanyak literasi tentang keamanan siber, masalahnya seperti Indonesia misalnya yang diketahui memiliki literasi yang rendah dengan posisi nomer dua dari bawah tentu ini akan sangat meresahkan dan berbahaya. Di sini harus menjadi peran pemerintah untuk mengambil tindakan edukasi secara nasional, dengan membuat program-program sadar keamanan siber atau membuat buku pedoman tentang keamanan siber untuk disebar di sekolah-sekolah, namun dapat juga diakses secara umum, hal ini dapat dilakukan melalui penyebaran soft copy buku panduan tersebut secara massal.
-
Pengamanan Komprehensif Aset Digital
Seperti dipaparkan di atas bahwa diperlukan teknologi keamanan yang dapat memberi banyak benefit dan berperan aktif dalam melindungi penggunanya. Dengan berbagai jenis kejahatan siber yang sangat agresif dii dunia maya, baik perusahaan maupun pengguna individu mau tidak mau harus mengandalkan teknologi solusi keamanan untuk dapat mengatasi setiap serangan yang masuk. Beragamnya jenis serangan maka pengguna harus memiliki solusi di tiga titik, yaitu:
-
Endpoint Security yaitu solusi yang mengamankan titik akhir (pengguna)
-
Data Security yaitu teknologi keamanan yang berfungsi untuk melindungi data dari berbagai kemungkinan serangan siber bahkan bencana alam.
-
Cloud Email Security, teknologi cloud dengan spesifikasi dikhususkan untuk memfilter setiap email yang masuk sebelum sampai ke internal sistem perusahaan.
-
Network Security, ini merupakan teknologi canggih yang dapat mendeteksi setiap aktivitas yang terjadi di dalam jaringan, sehingga dengan sendirinya tidak ada satupun kejahatan yang bisa lolos dari solusi ini.
Dan ketiga jenis solusi tersebut semuanya dimiliki oleh ESET, sebagai firma keamanan yang berpengalaman dalam menghadapi kejahatan siber, ESET selalu memberikan berbagai solusi sesuai dengan kebutuhan.