Beberapa hari yang lalu server Pokemon Go mengalami down secara keseluruhan, setelah satu hari sebelumnya sempat mengalami hal yang sama, tetapi yang paling parah terjadi pada malam Senin lalu dimana seluruh server Pokemon Go lumpuh selama beberapa jam.
Beberapa gamer seperti dari Australia, Selandia Baru, Inggris dan Indonesia menanyakan status server di akun resmi Pokemon Go di Facebook harus kecewa setelah admin menjawab bahwa mereka sendiri tidak tahu sampai kapan kondisi itu akan berlangsung.
Awalnya masih ada beberapa server yang mampu bertahan, namun tujuh jam kemudian semua server Pokemon Go crash. Banyak yang berpendapat Niantic Lab belum siap menerima animo masyarakat yang besar, tetapi kabar terbaru mengatakan ada hacker yang mengaku telah meretas Pokemon Go dua hari lalu.
Kelompok Hacker
Kelompok hacker yang mengaku di belakang peretasan Pokemon Go dikenal dengan nama OurMine yang namanya menjadi populer di dunia setelah bulan lalu berhasil membobol akun media sosial milik Mark Zuckerberg dan CEO Google Sundar Pinchai.
OurMine memberi pernyataan bahwa mereka telah meretas server Pokemon Go dengan menggunakan Distributed Denial of Service (DDoS) untuk membanjiri traffic sampai server Pokemon Go runtuh.
Sementara grup hacker lain yang menyebut dirinya dengan PoodleCorp juga mengaku bertanggung jawab atas insiden yang sama. PoodleCorp dalam sebuah interview di You Tube, ketika ditanya alasan di balik peretasan, mereka menjawab bahwa tujuan mereka sangat sederhana yaitu ingin membuat kekacauan. mereka juga menyatakan klaim mereka via Twitter, kicauan mereka dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Senin Pagi akun resmi Twitter Pokemon Go mengatakan bahwa masalah yang terjadi telah berhasil mereka atasi, namun mereka tidak menyinggung sedikitpun adanya serangan cyber mengggunakan DDoS seperti yang diklaim beberapa kelompok hacker.
Polemik Pokemon Go di Indonesia
Selama dua malam gamer Pokemon Go di Indonesia dibuat kecewa karena mereka tidak dapat berburu monster-monster lucu di berbagai tempat. Banyak yang berpendapat server mengalami overload karena saking banyaknya orang yang ikut bermain saat itu, apalagi akun Pokemon Go di Facebook hanya mengatakan bahwa server sedang offline.
Sebagian gamer lain menganggap kegagalan server disebabkan karena server Pokemon Go untuk Indonesia berdomisili di Australia dan bukan Indonesia menjadi salah satu penyebab kejadian tersebut, mereka melihat penempatan server di negara lain tidaklah efektif dan cenderung rawan terganggu, apalagi jika dilihat dari sudut pemasaran Indonesia merupakan pasar sangat besar di dunia dan Niantic Labs seharusnya lebih perhatian terhadap Indonesia, sehingga apabila ada kasus-kasus baru, penggemar di Indonesia dapat segera memperoleh informasi yang valid.
Nintendo dan Niantic Labs Dilema
Sejauh ini masih belum ada kejelasan apakah server Pokemon Go down akibat dari serangan DDoS atau korban kesuksesan mereka sendiri karena tidak siap dengan antusiasme besar orang di dunia. Saat ini hanya Nintendo dan Niantic Labs yang mengetahui dengan pasti apa yang sudah terjadi.
Tetapi yang jelas sebagai developer dan yang menjalankan server Pokemon Go mereka akan menghadapi tantangan yang lebih besar, mengingat game ini akan dirilis di banyak negara dan harus siap server mereka akan diuji kembali.
Seluruh mata kali ini akan terus menyorot ke arah Nintendo dan Niantic, insiden beberapa hari lalu tentu mendapat perhatian khusus setiap gamer, apabila kegagalan server seperti kemarin masih saja terus berulang, maka mereka harus bersiap ditinggal penggemarnya.
Sumber berita:
http://www.welivesecurity.com