Masih banyak orang yang bertanya-tanya mengenai lebih aman mana smartphone atau komputer? Memang setiap orang punya asumsinya masing-masing, namun dengan keterbatasan pemahaman, smartphone selalu di posisi tidak menguntungkan.
Orang seringkali berasumsi komputer PC jauh lebih aman dibandingkan dengan smartphone, tidak sedikit yang melihat keamanan hanya berdasar ukuran. Sementara pengguna ponsel pintar terus bertambah dan jumlahnya saat ini melebihi pengguna PC.
Hal ini disebabkan karena tren fleksibilitas yang dibawanya lalu menjadi kebutuhan di kantor-kantor seperti Bring Your Own Device (BYOD), Choose Your Own Device (CYOD), Bring Your Own App (BYOA) and Bring Your Own Cloud (BYOC) yang menjadikan penggunaan smartphone semakin bervariatif dan multifungsi.
Baca juga: Petunjuk Smartphone Telah Dibajak |
Dipandang Sebelah Mata
Meskipun semakin banyak digunakan, tidak mengubah persepsi publik yang berlaku yang masih melihat ponsel bahkan yang paling mumpuni sekalipun sebagai perangkat yang kurang aman daripada komputer desktop rata-rata, bahkan dengan aplikasi yang berjalan di lingkungan sandbox dan dengan sistem operasi yang semakin berfokus pada keamanan.
ESET menilai ada variabel yang dikesampingkan oleh kebanyakan orang, menyebabkan penilaian mereka tentang keamanan ponsel tidak lengkap.
Kalau kita melihat saat ini, segala yang berkaitan dengan akses fisik, otentikasi identitas digital, platform token perangkat lunak, atau penggunaan ponsel sebagai alat untuk memverifikasi transaksi di komputer desktop yang mengandalkan ponsel menunjukkan secara default bahwa keamanan perangkat mobile setara dengan komputer biasa.
Jika dikelola dan dilindungi dengan baik, perangkat seluler adalah platform yang efektif untuk mengamankan identitas digital dan transaksi online. Hal ini bukan sebuah omong kosong karena berdasarkan pada sejumlah faktor, sebagai berikut:
Perangkat Seluler Bukanlah Target Mudah
Perangkat malware desktop yang melibatkan migrasi aplikasi ke aplikasi, keylogging, dan memori hooking masih belum ada di sebagian besar sampel malware seluler. Selain itu, kerentanan mobile cenderung memiliki siklus hidup yang pendek.
Baca juga: Seaman Apakah Smartphone Anak Segera Ambil Tindakan |
Terbatasnya Ruang Serangan
Malware seluler dan eksploitasi kerentanan biasanya menargetkan perangkat keras, firmware dan versi sistem operasi tertentu yang mengurangi kemungkinan kompromi skala besar dan oleh karena itu, ruang serangan yang dimiliki oleh penjahat siber untuk mengeksploitasi ponsel menjadi terbatas.
Perangkat Mobile Memiliki Arsitektur Berbasis Keamanan
Saat ini, perangkat yang tidak di-root atau jailbroken lebih aman berkat pendekatan berlapis-lapis yang penting bagi pengembangan sistem operasi mobile.
Aplikasi yang terpasang pada telepon ditandatangani secara digital, menunjukkan bahwa yang menentukan hak admin setiap aplikasi beserta hak akses hanya diberikan oleh pengguna secara satu per satu.
Sandbox
Aplikasi dalam ponsel dijalankan di lingkungan sandbox, yang berarti pada prinsipnya, mereka tidak dapat berbagi, atau mendapatkan akses ke data milik aplikasi lain. Ini adalah fitur penting yang membantu mempertahankan diri dari malware seluler yang canggih.
Aplikasi Sah Terpusat di Toko Resmi
Meskipun adakalanya toko resmi dapat ditembus oleh pengembang malware yang menyembunyikan kode berbahayanya dalam aplikasi yang terlihat sah.
Namun, tidak ada keraguan bahwa, dengan perangkat lunak yang sah tersedia di bawah satu atap proses instalasi perangkat lunak disederhanakan dan risiko pemasangan kode berbahaya berkurang.
Baca juga: Kunci Layar Smartphone Mana yang Paling Aman |
Jaringan Data Seluler Lebih Aman Daripada Wi-Fi Publik
Terkadang saat di luar, kita perlu melakukan transaksi yang melibatkan data sensitif, seperti belanja online atau mengecek rekening bank kita.
Dalam situasi seperti ini, dengan menggunakan jaringan data operator nirkabel tentu lebih baik daripada menghubungkan perangkat ke jaringan Wi-Fi terbuka.
Integrasi Lebih Mudah
Solusi yang menawarkan sertifikat digital, kode penggunaan tunggal yang dikenal sebagai opsi satu kali kata sandi (OTP) atau opsi PIN-unlock khusus aplikasi akan meningkatkan keamanan perangkat Anda.
Seperti Secure Authentication sangat mudah diintegrasikan dengan ponsel apa pun sebagai perlindungan berlapis terhadap ponsel ataupun komputer PC.
Semua kelebihan yang dipaparkan di atas tidak berarti ponsel pintar tidak memiliki kekurangan, seperti dalam hal perlindungan informasi.
Ada sejumlah risiko yang mungkin dihadapi pengguna saat mencoba mendapatkan informasi mereka tentang ponsel dan tablet.yaitu sebagai berikut:
- Pembaruan perangkat lunak yang bergantung pada produsen dan mungkin tidak akan pernah digunakan.
- Kesulitan dalam menganalisis properti sertifikat digital saat menjelajah.
- Sejumlah besar malware yang menyelinap ke toko resmi.
- Aplikasi rentan.
- Kerentanan yang meningkat terhadap pencurian.
- Kehilangan atau kerusakan dan lain-lain.
Poin penting dari masalah tersebut adalah bahwa belakangan ini sulit mengharapkan perangkat, pengguna atau aplikasi menjadi sempurna. Banyak keamanan yang disediakan sistem ditentukan oleh konfigurasi yang ditetapkan oleh pengguna dan dengan cara penggunaannya.
Bagaimanapun, banyak ancaman yang mengakibatkan jutaan kompromi dimulai dengan email palsu, situs phishing, atau pesan instan dalam skema social engineering multi platform yang kompleks.
Demikian pemaparan mengenai lebih aman mana smartphone atau komputer, semoga penjelasan di atas dapat memberikan tambahan wawasan tentang sebera jauh kemanan komputer.
Baca lainnya: |
Sumber berita: