
Credit image: Freepix
Waspada Data Pribadi di Media Sosial – Apakah Anda pernah mendengar mengenai sebuah pepatah, “Jika Anda tidak membayar untuk produknya, berarti Andalah produk itu sendiri”
Pepatah ini sangat relevan dalam dunia media sosial. berikut kita akan membahas mengapa data pribadi kita begitu bernilai, terutama di media sosial, dan bagaimana kita bisa melindungi diri.
Aset yang Dicari Perusahaan dan Penjahat Siber
Podcast ini menjelaskan bahwa perusahaan media sosial menghasilkan uang dengan menggunakan data pengguna untuk iklan yang ditargetkan.
Mereka mengumpulkan data tentang apa yang Anda sukai, apa yang Anda cari, siapa teman-teman Anda, dan banyak lagi. Data inilah yang membuat iklan di linimasa Anda terasa sangat “pas.” Bagi perusahaan, ini adalah model bisnis yang menguntungkan.
Namun, bagi penjahat siber, data ini adalah “tambang emas.” Informasi pribadi yang Anda bagikan bahkan yang tampaknya sepele, bisa digunakan untuk penipuan, pencurian identitas, atau dijual di pasar gelap.
Baca juga: Privasi Data di Media Sosial |
Hati-hati dengan Informasi yang Anda Bagikan

Diskusi dalam podcast ini menyoroti pentingnya kehati-hatian. Ada dua jenis data yang dibicarakan:
- Data Pihak Pertama (First-Party Data): Ini adalah data yang Anda berikan langsung kepada suatu perusahaan, misalnya saat Anda mendaftar akun atau mengisi formulir.
- Data Pihak Ketiga (Third-Party Data): Ini adalah data yang dikumpulkan dari sumber lain, seringkali tanpa sepengetahuan Anda. Contohnya, saat sebuah aplikasi pihak ketiga yang terhubung dengan akun Anda mengumpulkan data Anda.
Selain itu, ada juga metadata, yaitu data tersembunyi di dalam sebuah file, seperti data lokasi di dalam foto. Saat Anda mengunggah foto ke media sosial, data ini bisa mengungkapkan di mana dan kapan foto itu diambil.
Tetap Aman di Media Sosial
Untuk menjaga diri Anda tetap aman dan melindungi privasi, berikut adalah beberapa tips penting dari podcast tersebut:
- Sadarilah Apa yang Anda Bagikan: Pikirkan dua kali sebelum mengunggah foto, status, atau informasi pribadi apa pun. Tanyakan pada diri sendiri, “Apakah ini benar-benar perlu dibagikan ke publik?”
- Batasi Data yang Diberikan ke Aplikasi: Saat menginstal aplikasi baru, perhatikan izin yang diminta. Apakah aplikasi itu benar-benar butuh akses ke lokasi, kontak, atau galeri foto Anda? Berikan izin seperlunya saja.
- Aktifkan Verifikasi Dua Langkah (Two-Step Verification): Ini adalah salah satu cara terkuat untuk melindungi akun Anda. Dengan verifikasi dua langkah, meskipun kata sandi Anda dicuri, penipu tetap tidak bisa masuk ke akun Anda karena mereka membutuhkan kode verifikasi yang dikirim ke ponsel atau email Anda.
Baca juga: Mengamankan Ponsel dan Data Anda di Era Biometrik |
Langkah Melindungi Pengguna Muda
Ada yang bisa kita pelajari dari kebijakan yang dibuat oleh negara lain dalam melindungi para pengguna muda terutama data personal mereka.
Undang-Undang Usia Minimum Media Sosial di Australia yang disahkan pada tahun 2024. Undang-undang ini mewajibkan perusahaan teknologi untuk mencegah pengguna di bawah usia 16 tahun mengakses platform seperti TikTok, Instagram, dan Snapchat.
Perusahaan harus menerapkan sistem verifikasi usia yang ketat dan akan dikenakan denda jika tidak mematuhinya. Ini menunjukkan bahwa perlindungan data, terutama untuk anak-anak, adalah isu yang serius di tingkat global.
Pada akhirnya, Anda adalah pemilik data Anda. Dengan memahami nilai data dan mengambil langkah-langkah keamanan yang sederhana namun efektif, Anda dapat mengambil kendali kembali dan melindungi diri Anda dari berbagai ancaman di dunia digital.
Sampai di sini pembahasan kita seputar dunia siber mengenai Waspada Data Pribadi di Media Sosial dapat menambah wawasan dan memberi manfaat bagi yang membaca.
Sumber berita: