Ada alasan mengapa media sosial surga para penipu. Seperti kita ketahui bersama di era digital saat ini media sosial menjadi highlight dan pusat interaksi secara global.
Sekitar 4,5 miliar orang di seluruh dunia, atau hampir 55 persen populasi global, memiliki setidaknya satu akun di salah satu media sosial. Dan pengguna internet global menghabiskan sekitar dua setengah jam setiap hari untuk membaca berita, berbagi cerita, dan bertukar gambar di platform media sosial pilihan mereka.
Dengan kata lain, media sosial memiliki dampak yang beragam terhadap kehidupan kita, termasuk cara kita terlibat dan berinteraksi dengan orang lain.
Namun tidak semuanya selalu seperti yang terlihat di media sosial. Sesuai dengan internet pada umumnya, platform ini telah menjadi sarang para penipu dan penyebar berita palsu. Banyaknya jumlah pengguna global, sifat dinamis dari konten buatan pengguna, dan kelincahan aktor jahat menjadikan pengawasan terhadap platform ini sangat menantang bagi penyedia layanan.
Artinya, pengguna harus mengambil tindakan sendiri.
Baca juga: Hidup Aman di Media Sosial |
Media Sosial Surga Para Penipu
Salah satu ancaman terbesar yang harus diwaspadai adalah teman dan pengikut yang tidak sesuai dengan klaim mereka. Penipu menggunakan profil ini, sering kali didaftarkan dan dikelola oleh bot otomatis, untuk mengirim spam kepada pengguna dengan penawaran yang too good to be true, cerita clickbait, penipuan percintaan, dan banyak lagi.
Intinya adalah mereka menginginkan uang dan/atau data Anda. Mereka mungkin berharap Anda mengeklik tautan berbahaya, memicu pengunduhan malware terselubung, atau Anda secara sukarela menyerahkan informasi pribadi. Mereka bahkan mungkin akan menjebak Anda dalam penipuan yang lebih besar seperti penipuan percintaan atau penipuan kripto.
10 Tips Mengenali Pemalsu
Platform media sosial semakin baik dalam menghapus profil dan akun yang tidak autentik. Namun mereka belum 100% berhasil. Berikut beberapa cara terbaik mengenali penipu:
- Biodata yang tidak biasa: Akun palsu memiliki bio yang disalin dan diperbarui dari tempat lain, sehingga menghasilkan campuran kalimat yang tidak sesuai. Waspadai juga kesalahan ketik, emoji berlebihan, dan/atau bahasa kaku yang menunjukkan adanya bot.
- Catfishers: Penipu mungkin menggunakan profil media sosial palsu seperti yang mereka lakukan di situs kencan untuk menipu mereka agar menjalin hubungan romantis online dengan korban sebelum meminta uang.
- Ketidakcocokan antara “pengikut” dan “mengikuti”: Hal ini lazim terjadi di Instagram. Akun spam secara otomatis akan mengikuti ratusan atau ribuan pengguna, namun hanya sedikit yang akan mengikuti mereka kembali.
- Foto profil teman: Terkadang penipu mencoba mengkloning akun teman. Mereka kemudian mungkin mengirim pesan penting dengan berpura-pura temannya sedang dalam masalah dan meminta uang.
- Spam pesan langsung (DM): Akun penipu sering kali mengirimi pesan langsung dengan penawaran palsu dan mendorong Anda untuk DM ke orang lain atau mengunjungi situs web untuk mengetahui lebih lanjut.
- Tidak ada tanda centang resmi: Instagram, Facebook dan X, misalnya, memiliki lencana atau tanda centang untuk mengidentifikasi akun resmi bisnis, selebriti, dan lainnya.
- Aktivitas memposting: Akun palsu sering kali memposting konten sekaligus, mungkin dengan teks yang serupa atau identik. Atau bahkan mungkin tidak memposting sama sekali. Jadi periksa kuantitas, kualitas, dan irama postingan.
- Penawaran hadiah gratis: Waspadalah terhadap akun mana pun yang menawarkan hadiah dan/atau uang tunai, mungkin sebagai imbalan atas pengisian survei. Mereka mungkin meniru merek ternama untuk melakukannya.
- Barang dengan diskon besar-besaran: Akun palsu mempromosikan barang-barang mewah yang telah diberi diskon besar.
- Komentar acak: Jika suatu akun meninggalkan komentar di postingan Anda yang tidak terkait dengan postingan tersebut, kemungkinan besar itu palsu.
Baca juga: Bahaya Berbagi Kehidupan Profesional di Media Sosial |
Cara Melaporkan Akun Palsu
Kabar baiknya adalah banyak penjaga gerbang media sosial seperti Instagram dan LinkedIn, terus mencari cara untuk meningkatkan verifikasi akun dan mem-boot pengguna dan bot tidak autentik dari platform mereka.
Namun, salah satu alat terbaik yang mereka miliki untuk mengenali akun palsu adalah penggunanya yang bermata elang. Jika Anda menemukan profil palsu, berikut cara melaporkannya di empat situs media sosial utama:
Jika seseorang berpura-pura menjadi Anda, kunjungi halaman ini. Jika Anda menemukan akun palsu, klik tombol dengan tiga titik di bagian bawah foto profil, lalu “Temukan, dukung, atau laporkan” atau “Halaman Laporkan”.
X (sebelumnya Twitter)
Laporkan di sini. Atau klik tiga titik di samping nama akun lalu ikuti petunjuknya.
Klik tiga titik di samping nama akun lalu “Laporkan”. Atau klik di sini untuk melaporkan akun yang meniru identitas Anda, bisnis, atau anak Anda.
Klik “Lainnya” di bawah nama akun dan kemudian “Laporkan/Blokir” atau “Laporkan Penyalahgunaan.”
Penangkal terbaik yang kita miliki terhadap follower penipu adalah menjadikan profil kita private, dan kemudian memeriksa secara menyeluruh siapa pun yang ingin mengikuti.
Media sosial surga para penipu bukan isapan jempol belaka, banyak insiden telah terjadi. Karena itu, Ingatlah hal-hal di atas untuk tetap lebih aman saat online.
Sumber berita: