
Credit image: Pixabay
Jailbreaking dan Rooting Mengubah Keamanan Perangkat Anda – Di era digital ini, kustomisasi perangkat menjadi daya tarik utama bagi banyak pengguna smartphone.
Keinginan untuk memiliki kendali penuh atas ponsel, menginstal aplikasi di luar toko resmi, atau bahkan mengubah tampilan antarmuka.
Hal tersebut sering mendorong pengguna untuk melakukan jailbreaking pada iPhone atau rooting pada perangkat Android. Tindakan ini memberikan akses istimewa yang biasanya tersembunyi, membuka pintu ke potensi modifikasi yang tak terbatas.
Namun, di balik kebebasan yang ditawarkan, tersimpan serangkaian konsekuensi serius yang jarang disadari. Keputusan untuk melewati batasan keamanan yang ditetapkan oleh pabrikan bukan tanpa risiko.
Ini adalah tindakan yang secara fundamental mengubah cara kerja perangkat Anda, dan seringkali, dampaknya jauh lebih besar daripada sekadar perubahan kosmetik atau fungsional.
Mari kita telaah lebih dalam bagaimana jailbreaking dan rooting secara fundamental memengaruhi keamanan perangkat seluler Anda.
Dampak Jailbreaking/Rooting pada Perangkat
U.S. National Institute of Standards and Technology (NIST) memperingatkan bahwa melakukan jailbreak atau root pada perangkat “secara signifikan menurunkan arsitektur keamanannya.” Ini terjadi melalui beberapa cara kritis:
Melewati Tindakan Keamanan Bawaan

Ketika Anda melakukan jailbreak atau root, Anda secara tidak sengaja menonaktifkan atau melewati mekanisme keamanan vital yang dirancang untuk melindungi perangkat Anda.
Salah satu contoh utamanya adalah App Sandboxing, sebuah fitur yang mengisolasi aplikasi dari bagian lain sistem, membatasi apa yang bisa diakses oleh aplikasi pihak ketiga di perangkat Anda.
Selain itu, fitur-fitur seperti:
- Secure Boot (memastikan hanya perangkat lunak yang sah yang berjalan saat booting).
- Data Execution Prevention (mencegah kode berbahaya dieksekusi dari area memori yang salah).
- Dan berbagai kontrol yang memeriksa perusakan atau modifikasi file dan aplikasi juga bisa dilewati.
Ini berarti, pintu yang sebelumnya terkunci rapat kini terbuka lebar, membuat perangkat Anda rentan terhadap berbagai jenis serangan.
Mengekspos Perangkat ke Malware dan Eksploitasi
Kebebasan untuk mengunduh aplikasi dari sumber mana pun di luar toko resmi (seperti Google Play Store atau Apple App Store) meningkatkan risiko Anda menginstal perangkat lunak yang tidak diverifikasi. Aplikasi semacam itu mungkin mengandung malware atau memiliki kerentanan yang dapat dieksploitasi oleh peretas.
Ada banyak kasus malware yang secara spesifik menargetkan perangkat yang di-jailbreak. Jika penyerang berhasil mengeksploitasi izin tingkat root yang Anda buka, mereka bisa mendapatkan kendali penuh atas perangkat Anda dengan jauh lebih mudah, mengubahnya menjadi alat untuk kejahatan siber atau mengambil alih data pribadi Anda.
Memperluas Permukaan Serangan
Jailbreaking atau rooting dapat mengubah konfigurasi jaringan perangkat Anda dan membuka akses ke sistem operasi (OS) serta file sistem inti.
Hal ini berpotensi memberikan penyerang lebih banyak titik masuk ke perangkat Anda. Semakin banyak “pintu” yang terbuka, semakin besar peluang bagi pelaku kejahatan siber untuk menyusup.
Baca juga: Smartphone Siapa Pun Bisa Menjadi Target |
Melemahkan Proses Pembaruan Keamanan

Perangkat yang di-jailbreak atau di-root biasanya tidak akan menerima pembaruan otomatis dari pabrikan. Ini adalah salah satu konsekuensi paling berbahaya.
Seiring waktu, perangkat Anda akan menjalankan perangkat lunak yang usang dengan kerentanan yang diketahui publik.
Penyerang selalu mencari kerentanan ini untuk dieksploitasi, dan tanpa pembaruan keamanan, perangkat Anda menjadi target yang sangat mudah. Ini berarti Anda akan terus-menerus terpapar risiko baru tanpa perlindungan yang memadai.
Langkah Penting Setelah Jailbreaking atau Rooting
Meskipun Anda telah memutuskan untuk melakukan jailbreak atau root pada perangkat Anda, masih ada langkah-langkah yang dapat Anda ambil untuk mengurangi risiko keamanan yang ditimbulkan:
- Pilih Aplikasi dari Sumber Tepercaya: Jika harus mengunduh aplikasi di luar toko resmi, gunakanlah toko aplikasi pihak ketiga yang terkemuka dan telah terbukti aman, seperti F-Droid untuk Android atau AltStore untuk iOS. Selalu pastikan aplikasi yang Anda instal memiliki ulasan bagus dan reputasi yang solid.
- Instal Solusi Keamanan yang Kuat: Pasang perangkat lunak anti-malware atau keamanan seluler dari vendor terpercaya yang dirancang untuk berfungsi bahkan pada perangkat yang dimodifikasi. Pastikan software ini selalu diperbarui.
- Gunakan VPN: VPN (Virtual Private Network) yang andal akan mengenkripsi dan mengamankan koneksi internet perangkat Anda, membantu membatasi ancaman serangan man-in-the-middle dan Wi-Fi tidak aman.
- Aktifkan Otentikasi Multi-Faktor (MFA): Untuk akun-akun paling sensitif Anda, selalu aktifkan MFA. Ini memberikan lapisan keamanan tambahan, sehingga meskipun password Anda dicuri, penyerang akan kesulitan masuk.
- Lakukan Pencadangan Data Secara Teratur: Penting untuk memiliki backup data Anda secara teratur. Jika perangkat Anda disusupi atau mengalami kegagalan sistem, Anda dapat memulihkan data penting Anda.
- Waspada dan Tetap Terinformasi: Ikuti berita keamanan siber dan waspadai kerentanan baru yang mungkin memengaruhi perangkat yang di-jailbreak atau di-root. Lakukan peninjauan berkala terhadap aplikasi yang terinstal dan modifikasi sistem untuk mencari hal-hal yang tidak biasa.
Keputusan untuk melakukan jailbreak atau root pada perangkat adalah pertukaran antara kebebasan dan keamanan. Memahami risiko yang terlibat adalah langkah pertama untuk melindungi diri.
Apakah kebebasan ekstra sepadan dengan potensi kerentanan keamanan yang mengintai? Pertimbangkanlah baik-baik sebelum Anda melangkah lebih jauh.
Sumber berita: