
Credit image: Pixabay
Lindungi Akun WhatsApp dari Penipuan & Pembajakan – Jika Anda membaca artikel ini, kemungkinan besar Anda sudah curiga atau tahu bahwa akun WhatsApp Anda telah diretas. Atau, mungkin Anda sedang bersiap-siap untuk menghadapi kemungkinan terburuk dan itu adalah langkah yang sangat bijak.
Artikel ini akan memandu Anda tentang cara mengidentifikasi apakah akun Anda disusupi, cara memulihkannya, dan yang paling penting, cara melindunginya agar tidak diretas di masa mendatang.
Baca juga: WhatsApp di iOS Dieksploitasi Serangan Canggih Zero-Click |
Akun WhatsApp Begitu Populer di Kalangan Peretas
WhatsApp memiliki lebih dari dua miliar pengguna di seluruh dunia yang bertukar pesan terenkripsi. Berbagai informasi rahasia sering kali dibagikan di dalamnya. Meskipun pesan terenkripsi, jika perangkat atau akun Anda berhasil diretas, enkripsi tersebut menjadi tidak berguna.
Selain itu, akun WhatsApp yang diretas sering kali digunakan untuk:
- Mengirim pesan spam ke kontak Anda.
- Pelaku berpura-pura menjadi Anda untuk meminta uang atau informasi dari keluarga, teman, dan kontak lainnya.
- Beberapa layanan, seperti otentikasi multi-faktor (MFA) Microsoft, kini mengirimkan kode login ke WhatsApp. Jika akun Anda diretas, pelaku bisa mendapatkan kode ini dan masuk ke akun Anda yang lain.
Tanda-tanda Akun WhatsApp Diretas
Sebagai pengguna WhatsApp, Anda mungkin akan langsung menyadari jika ada sesuatu yang tidak beres. Namun, ada beberapa tanda spesifik yang perlu Anda perhatikan:
- Jika Anda tiba-tiba diminta masuk kembali ke akun WhatsApp, padahal Anda tidak merasa keluar, ini adalah tanda pertama.
- Menerima balasan atau respons dari pesan yang tidak pernah Anda kirim, baik dari kontak Anda maupun nomor acak.
- Foto profil, status, atau informasi lain di profil Anda berubah tanpa sepengetahuan Anda.
- Mendadak menjadi anggota grup yang tidak pernah Anda kenal atau gabung.
- Sering menerima kode verifikasi untuk WhatsApp padahal Anda tidak memintanya. Ini adalah tanda bahwa ada seseorang yang mencoba masuk ke akun Anda. Ingat, jangan pernah membagikan kode ini kepada siapa pun!
Baca juga: Penipuan WhatsApp Paling Tren |
Metode Peretasan Akun WhatsApp
Ada beberapa cara umum yang digunakan peretas untuk mendapatkan akses ke akun WhatsApp:

- Phising: Ini adalah serangan siber paling populer. Peretas menyamar sebagai kontak atau organisasi tepercaya untuk membuat Anda mengklik tautan atau membagikan informasi rahasia. Contohnya:
- Seseorang yang Anda kenal tiba-tiba meminta transfer uang dengan alasan darurat.
- Anda menerima tautan mencurigakan yang berisi konten penipuan.
- SIM Swap: Pelaku menipu operator seluler Anda untuk menerbitkan kartu SIM baru untuk nomor Anda. Setelah mereka memiliki SIM tersebut, mereka bisa menerima semua pesan dan panggilan, termasuk kode verifikasi WhatsApp.
- Malware dan Spyware: Mengunduh aplikasi dari sumber tidak resmi, mengklik tautan berbahaya, atau bahkan menggunakan ponsel bekas yang sudah terinstal malware dapat membahayakan akun WhatsApp Anda.
- Eksploitasi WhatsApp Web: Menggunakan WhatsApp Web di komputer umum atau memindai kode QR palsu dapat memberikan akses tak terotorisasi ke akun Anda. Pastikan Anda hanya memindai kode QR yang asli dari halaman web WhatsApp.
- Penipuan Pengalihan Panggilan (Call Forwarding): Penipu menyamar sebagai operator seluler dan meminta Anda memasukkan kode tertentu. Kode ini ternyata adalah perintah untuk mengalihkan panggilan ke nomor mereka, memungkinkan mereka menerima panggilan verifikasi dari WhatsApp dan layanan lain.
Cara Memulihkan Akun yang Diretas
Sebelum mencoba memulihkan akun, pastikan perangkat Anda tidak disusupi. Periksa apakah sistem operasi dan pembaruan keamanan Anda terbaru.
Mematikan dan menyalakan kembali ponsel Anda setidaknya sekali seminggu juga dapat membantu membersihkan ancaman yang tidak persisten.
1. Jika Anda Masih Bisa Mengakses Akun:
- Segera buka Pengaturan > Perangkat Tertaut.
- Ketuk “Keluar dari semua perangkat”. Ini akan mengeluarkan semua perangkat yang terhubung ke akun Anda, termasuk perangkat peretas.

2. Jika Anda Sudah Keluar dari Akun:
- Buka WhatsApp dan masukkan nomor telepon Anda.
- Anda akan menerima kode verifikasi enam digit melalui SMS atau panggilan otomatis.
- Jika Anda sudah mengaktifkan verifikasi dua langkah, Anda juga akan diminta memasukkan PIN keamanan. Ini adalah alasan mengapa verifikasi dua langkah sangat penting.
- Jika Anda lupa PIN, Anda harus menunggu setidaknya tujuh hari untuk memulihkannya. WhatsApp akan mengirimkan tautan pemulihan ke alamat email yang Anda daftarkan saat mengaktifkan verifikasi dua langkah.
3. Jika Anda Tidak Memiliki Akses ke Nomor Ponsel:
- Segera hubungi operator seluler Anda.
- Minta mereka untuk menerbitkan kartu SIM baru untuk Anda dan menonaktifkan semua kartu SIM lain yang terkait dengan nomor Anda.
- Setelah Anda memiliki SIM baru, Anda bisa kembali menggunakan proses pemulihan di atas.
Baca juga: Chat WhatsApp Bobol Rekening Bank |
Langkah-langkah Perlindungan Ekstra
- Aktifkan Verifikasi Dua Langkah: Ini adalah lapisan keamanan terpenting. Buka Pengaturan > Akun > Verifikasi dua langkah > Aktifkan. Masukkan PIN enam digit yang hanya Anda ketahui.
- Perbarui Status: Jika akun Anda diretas, segera perbarui status Anda di WhatsApp untuk memperingatkan kontak Anda agar tidak menanggapi pesan yang mencurigakan.
- Periksa Cadangan Cloud: Pastikan cadangan cloud Anda (Google Drive atau iCloud) aman, karena riwayat obrolan Anda bisa dicuri jika cadangan tersebut juga disusupi.
- Waspada WhatsApp Web: Selalu periksa kode QR yang Anda pindai dan jangan pernah menggunakan WhatsApp Web di komputer publik atau bersama.
- Gunakan Solusi Keamanan: Instal dan perbarui perangkat lunak keamanan seluler yang kuat di perangkat Anda untuk melindungi dari malware dan spyware.
- Pertimbangkan Passkeys: WhatsApp juga mengadopsi teknologi otentikasi Passkeys dari FIDO Alliance, yang memungkinkan login tanpa kata sandi yang panjang dan rentan.
Dengan tetap waspada dan menerapkan langkah-langkah keamanan ini, Anda dapat melindungi diri dari ancaman peretasan yang terus berkembang dan menjaga keamanan data pribadi Anda.
Sumber berita: