Jika bagi perusahaan data adalah aset yang berharga, maka demikian juga mahasiswa. Data riset, skripsi, tugas perancangan, program kuliah menjadi “harta” yang paling dijaga. Ketika terjadi masalah dengan keamanan, maka tidak hanya harus menulis ulang, tetapi juga waktu yang dikeluarkan untuk perbaikan adalah sebuah kerugian. Tidak diragukan lagi keamanan telah menjadi kebutuhan untuk diketahui dan diaplikasikan dalam keseharian mengingat interaksi mahasiswa dengan internet semakin tinggi dewasa ini.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut ESET Indonesia mengurai anatomi Cybercrime dan Cybersecurity, tentang ancaman dunia maya, termasuk bagaimana mengaplikasikan keamanan pada sistem dalam sebuah seminar pada hari Jumat, 11 Oktober 2013. Seminar ini merupakan hasil kerjasama ESET dengan Senat Mahasiswa Fakultas Teknik Elektro dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga dan dihadiri oleh para mahasiswa FTEK UKSW Salatiga yang memiliki antusiasme untuk mengenal lebih dekat Cybercrime dan Cybersecurity.
“Pentingnya pengenalan security di dunia cyber ditujukan agar kelak muncul generasi yang memiliki kesadaran penuh dan menempatkan security menjadi pertimbangan penting dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di dunia kerja. Karena pada saat itulah interaksinya dengan perangkat komputer, komunikasi dan internet akan jauh lebih tinggi dan tanggung jawab yang juga lebih besar diperlukan,” demikian disampaikan Yudhi Kukuh, Technical Consultant PT Prosperita – ESET Indonesia.
Strategi untuk pengamanan dimulai yang paling sederhana dan mudah dijumpai seperti penerapan password, kombinasi ideal password sampai ke yang lebih rumit seperti firewall dan pengamanan sistem berarsitektur jaringan yang memerlukan perangkat khusus. Semua diurai secara terbuka oleh Yudhi Kukuh di hadapan mahasiswa dan civitas akademia.
Perkembangan pesat dibidang teknologi komunikasi dan internet yang diikuti juga oleh tindak kejahatan membuat dunia maya menjadi penuh resiko. Kemunculan berbagai bentuk dan varian malware, virus dan ancaman keamanan data pada umumnya menurut DR Iwan Setiawan, Dekan FTEK UKSW “telah menjadi fenomena global yang dihadapi oleh semua negara.”
Indonesia bersama Negara lain di dunia telah memasuki era digital, dan mengingat situasi cybersecurity di Indonesia, maka dipandang perlu juga untuk memiliki sebuah lembaga riset yang memfokuskan diri di bidang security, dimulai dari pemberdayaan sumberdaya yang ada di Kampus sebagai institusi pendidikan berbasis riset. Diharapkan muncul bibit-bibit baru yang tertarik pada bidang IT Security, khususnya dari FTEK UKSW melalui kegiatan semacam ini, “Indonesia memiliki sumber daya manusia yang potensial dan berbakat dalam bidang IT”, sambung DR. Iwan Setiawan, “karena selain kita bisa menolong diri kita sendiri, kita bisa memiliki sumber devisa ketika kita mampu menjadi penyedia jasa dan teknologi tersebut bagi negara lain. Jadi memang sudah waktunya memiliki laboratorium riset yang fokus pada pengembangan cybersecurity,” demikian DR. Iwan Setiawan memaparkan rencana yang digagas fakultas yang dipimpinnya bersama ESET Indonesia.